Semenjak menjadi mahasiswa tingkat
akhir saya merasa hidupku tak bebas lagi. Waktuku direnggut oleh kesibukan yang
tak berujung. Mungkin hanya sibuk, hanya saja saya lebih banyak menghabiskan
waktu untuk sekedar merebahkan tubuh di kasur lalu tak sadarkan diri. Tapi
bukan berarti pingsan. Hanya saja saya tidur tanpa mempersiapkan diri untuk
tidur atau disebut dengan ketiduran.
Di semester 8 ini saya mengontrak
mata kuliah skripsi dan PPL. Kebetulan saya PPL di SMKN 3 bandung, tepatnya di
jalan solontongan, buah batu. Lumayan jauh, memakan waktu dan biaya. Tapi apa
boleh buat. Itu program kampus. Ah, tapi kali ini saya ingin bercerita soal
skripsi. Soal PPL, ada sih yang menarik yang ingin saya ceritakan tapi untuk
tulisan kali ini saya ingin bercerita skripsi.
Dosen pembimbing saya adalah Dr.
Dedi Sutedi, M.A,M.Ed , beliau seorang pria yang berumur 50-an dan terkenal
tegas terkesan galak. Dan saya adalah salah satu mahasiswa bimbingannya. Di
kelas saya hanya saya seorang yang dibimbing oleh beliau. Namun, saya tidak lah
kaget mendapat dosen pembimbing skripsi beliau karena dalam salah satu doa
saya, saya pernah berharap Lulus N2, pembimbing skripsi dedi sensei, lulus
kuliah 4 tahun. Alhamdulillah N2 sudah lulus, skripsi pun dibimbing oleh pa
dedi, dan impian saya untuk lulus tepat waktu akan segera terwujud.
Skripsi saya berjudul “Analisis
kontrastif verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa jepang dan bahasa
Indonesia”. Coba anda pikir! Ada berapa verba dalam bahasa jepang yang apabila
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti memakai? jawabannya BANYAK.
Namun yang saya pilih sebagai objek penelitan hanya 10, harusnya 13 sih.
Entahlah, saya belum memikirkannya lagi. Padahal skripsinya sudah beres. Tapi
untuk objek penelitiannya saya masih bingung ambil 10 atau 13. Biarlah sang
waktu yang menjawabnya. ^^
Judul awal yang saya ajukan tentu
saja bukan ini. Waktu itu saya mengajukan judul dengan objek penelitian shiyou
dan tsukau. Kedua verba
tersebut memiliki arti memakai dalam
bahasa Indonesia. dan inilah komentar beliau, “ itu sudah umum. Kalau mau kamu
teliti semua verba yang memiliki arti memakai dalam bahasa jepang lalu
kontraskan ke dalam bahasa Indonesia.” dan TOK..TOK..TOK palu pun di ketuk, SK
bimbingan skripsi keluar dengan judul “Analisis kontrastif verba yang
menyatakan arti memakai dalam bahasa jepang dan bahasa Indonesia”. Sejak itulah
kehidupan saya berubah jadi sering galau gundah gulana. Bagaimana tidak, orang
lain objek penelitiannya hanya 2 atau 3 saja sedangkan saya? sekitar 10 verba.
Saya merasa ini tidak adil. Saya merasa terdiskriminasi.
Bimbingan skripsi dengan beliau
tidak usah membuat proposal, jadi kita langsung diarahkan untuk membuat bab 2,
lanjut ke analisis data. Menurut beliau, rumusan masalah sewaktu-waktu bisa
berubah, jadi abaikan dulu saja. Dan saya harus menerjemahkan 13 verba dari 3
kamus yang berbeda, betapa stressnya saya saat itu. Kemudian saya membuat bab
2. Bimbingan di bab 2 lumayan agak lama. Saya bimbingan bab 2 sekitar 3 kali
kalau tidak salah. Yang salah itu bukan isinya tapi formatnya, soalnya bab 2
hanya berisi landasan teori dari para ahli. Setelah bimbingan bab 2 yang tak
kunjung beres, sensei pun menyuruh saya untuk langsung masuk bab 4 untuk
analisis data. Jujur, waktu itu saya bingung, blank, saya harus ngapain di bab
4. Bab 4 itu kan merupakan isi dari jawaban atas rumusan masalah di bab 1. Nah,
saya saja tidak tahu rumusan masalahnya apa karena tidak memakai proposal. Saya
baru menyadari, tanpa proposal kita tidak tahu arah penelitian skripsi kita mau
dibawa kemana dan hasil yang diharapkan seperti apa. Tetapi jika melihat,
contoh skripsi sebelumnya mengenai rumusan masalah analisi kontrastif,
masalahnya sama yaitu 1. Deskripsi masing-masing verba bahasa jepang dan bahasa
Indonesia 2. Kontraskan keduanya agar dapat diketahui persamaan dan
perbedaannya. Tapi kembali lagi saya dibuat pusing, OBJEK PENELITIAN SAYA
BANYAK.
Hari-hari saya merasa terbebani
dengan objek penelitian yang banyak itu. Belum ngerjain apa sudah stress
duluan, istilahnya kalah sebelum bertanding.
Bingung mau cerita apa lagi.
soalnya sekarang saya sedang berbahagia, akhirnya saya bisa sidang skripsi
bulan ini setelah tadi saya bimbingan dengan pa dedi malah skripsi saya sudah
ditanda tangani beliau, “Nih, saya tanda tangan sekarang biar kamu lega”.
Padahal sebelumnya saya berpikir kalau beliau akan marah karena saya sering
ingkar janji bimbingan skripsi. Misalnya, disuruh bimbingan selasa saya
datengnya jumat. Agak malu sih, tapi mau dikapa apa. Skripsi saya belum
selesai, kalau belum selesai lalu mau setor apa?
Beberapa hari kemarin saya seperti
mengalami gangguan jiwa. Jiwa saya tidak tenang, selalu resah dan gelisah.
Gara-gara skripsi saya yang tidak kunjung mendapat titik terang. Tapi atas
rahmat dan karunia-Nya Alhamdulillah. Setelah lebaran saya akan menghadap
beliau lagi. untuk menyempurnakan skripsi saya. Malam mini saya bisa tidur
dengan tenang dan bangun dengan senyuman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar