Tanggal 14 juni kemarin saya mengunjungi panti wyataguna yang
berada di jalan padjadjaran tepat di depan gor koni padjadjaran bandung.
Awalnya saya tidak tahun tempat ini, saya hanya diajak teman kuliah. Dan
ternyata itu adalah panti tunanetra yang dibiayai oleh pemerintah (sepertinya
oleh Negara) karena di panti ini penghuninya dari berbagai daerah di Indonesia.
Alhamdulillah di bulan ramadhan ini saya memiliki kesempatan untuk mengunjungi
tempat seperti ini.
Kedatangan saya ke panti ini tidak hanya berkunjung sebagai
tamu yang akan bercengkrama dengan para penghuni dipanti atau mengadakan
penelitian tapi kebetulan ada sebuah komunitas yang bernama NGABRING COMMUNITY
yang sedang mengadakan acara di tempat ini, kebetulan acaranya diadakan di blok
mekar. Blok mekar ini merupakan blok/ruangan khusus tunatetra laki-laki.
Acara dimulai dengan pembukaan, kemudiaan dilanjutkan dengan
berkeliling wilayah panti, memang tidak semua tapi setidaknya tahu beberapa
ruangan yang ada di panti. Di panti tersebut ada sekolah mulai dari SD sampai
SMA, kalau kuliah harus di luar. Guru- guru yang mengajar disana hampir
sebagian besar juga tunanetra. Saya tidak berkesempatan untuk melihat proses
kegiatan belajar-mengajarnya seperti apa jadi tidak bisa menjelaskan lebih
detil. Mereka menulis menggunakan huruf braile, untuk mata pelajaran bahasa
seperti inggris dan arab, hanya belajar berdasarkan apa yang mereka dengar
saja. Jadi mereka hanya belajar pronounciation tidak
belajar menulis. Selain ada ruangan kelas juga ada ruang makan, tidak jauh
berbeda dengan meja dan kursi yang ada dikantin sekolah dimana posisi kursi dan
meja dibuat memanjang. Untuk makan sendiri memang harus dimeja makan ,
tujuannya agar nasi tidak berceceran di lantai. Kemudian di sana juga ada ruang
musik, masjid, dll.
Alhamdulillah saya juga berkesempatan untuk berbincang dengan
salah satu penghuni disana. Namanya siti, dia juga berasal dari subang tepatnya
di cinangsi. Saat itu siti sedang menulis huruf braile. Entahlah saya
tidak mengerti cara membaca huruf braile, karena di atas kertas itu hanya ada
titik-titik yang timbul membentuk suatu bentuk tapi bukan huruf abjad alphabet.
Lalu saya main ke asrama siti di blok flamboyant, disana ada teman-temannya
yang sesama tidak bisa melihat. Saat saya masuk ruangan tersebut, saya merasa
terenyuh. Mereka berdua belas hidup bersama tanpa dapat melihat satu sama lain.
memang tidak semua penghuni dsitu buta permanen, ada juga yang tipe slow motion yaitu
bisa melihat sedikit hanya saja respon mata untuk menangkap benda begitu
lambat. Ada salah satu penghuni yang memakai kaca saat mengenakan kerudung dan
bedak. Itu artinya dia bisa melihat meski tidak ‘se-awas’ mata normal pada
umumnya.
Lalu saya juga melihat ada sepasang suami istri tunanetra
yang sedang berbincang santai di sore hari didepan teras rumah mereka. Benar ya
ternyata cinta itu tidak kenal fisik meskipun mereka tidak bisa melihat satu
sama lain tapi mereka bisa merasakan kehadiran cinta hingga membuat mereka
bersatu dalam satu ikatan yang disebut pernikahan. Dan sesungguhnya saya pun
ingin menikah tapi taktahu dengan siapa. Adakah gerangan yang bersedia menikah
dengan gadis yang memiliki banyak kekurangan dan cenderung selalu minder ini?
#jadi curhat
Saya juga takjub, ketika berkomunikasi dengan mereka, sungguh
tidak ada sedikitpun rasa canggung, gugup, minder dalam diri mereka meski
mungkin di mata manusia mereka adalah makhluk ciptaan tuhan yang tidak sempurna
secara fisik. Tapi memang di dunia ini tidak ada makhluk yang sempurna karena
kesempurnaan hanyalah miliki yang maha ESA. Melihat rasa percaya diri
mereka, saya teringat beberapa hari yang lalu tepatnya hari jumat, saya merasa
ingin mati saja gara-gara skripsi yang entah kapan selesainya. Pikiran dan hati
saya begitu galau, resah dan gelisah. Untung saat itu saya sedang halangan jadi
tidak puasa. Saya merasa pada hari tersebut hati saya sangat kacau
DUAARRR..kemudian teman menyarakan saya untuk membaca surat Muhammad ayat 7
yang artinya ‘wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) allah,
niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkanmu.’ Entah kenapa setelah membaca
ayat tersebut beberapa kali hati saya menjadi sedikit tenang dan akhirnya saya
bisa tidur nyenyak. Alhamdulillah.
Kunjungan ke panti wyataguna ini membuat saya sadar betapa
tidak bersyukurnya saya selama ini, begitu luar biasanya fisik sempurna yang
allah berikan kepada saya. saya bisa berjalan, mendengar, melihat, mengetik
catatan ini dan subhanallah semuanya tidak bisa sebutkan semua satu-satu
disini. Selama ini mungkin kita terlalu focus pada kekurangan yang ada dalam
diri kita sehingga kita lupa bersyukur dan sibuk menjadi sosok yang sempurna
yang sebenarnya sampai kapanpun kesempurnaan itu hanyalah fana sehingga
mengabaikan kelebihan yang kita miliki untuk disyukuri.
Alhamdulillah hari ini pun saya belajar dari orang-orang yang
memiliki keistimewaan seperti mereka. Kenapa istimewa? Seandainya saya seperti
mereka mungkin saya sudah minder, merasa kalau mati itu lebih baik, tidak ingin
berbicara dengan orang lain, ingin menutup diri karena malu berbeda dengan
orang lain. tetapi mereka berdiri tegar, kuat dan tersenyum menghadapi ujian
yang sangat berat ini. Karena sesungguhnya allah tidak akan memberi ujian
melebihi kemampuan umatnya. Jika sang pemilik memberi kita penyakit maka kita harus
percaya bahwa beliau sudah menyediakan obat yang mujarab terbaik untuk kita.
Subhanallah.