Setelah tes psikotes yang membuat kepala saya stress, jumat malam sekitar pukul 20.00 pihak PT infomedia kembali menghubungi saya. Kali ini isi smsnya adalah pemberitahuan untuk mengikuti training. Kemudian saya segera mengkonsultasikan hal ini dengan orang tua saya. Perkiraan lamanya training adalah 20-25 hari , itu berarti saya harus melepaskan pekerjaannya sebagai guru honorer. Ada perasaan sedih dan merasa tidak bertanggung jawab ketika harus mengambil keputusan ini. Sedih karena saya belum sempat berpamitan kepada mereka bersama staff guru. Merasa tidak bertanggung jawab karena seharusnya saya menyelesaikan tugas sebagai guru pengganti itu sampai akhir oktober.Tapi sekali lagi, saya pikir ini adalah kesempatan. Kapan lagi sebuah perusahaan mau memberikan kesempatan kepada saya?
Keesokan harinya saya pergi ke bandung dengan membawa tas, koper dan skripsi yang harus saya serahkan ke kampus. Kenapa saya membawa koper? Berhubung trainingnya 15 hari maka saya harus menyiapkan berbagai kostum style office. Singkat cerita saya bertemu teman-teman yang sama-sama mengikuti training. Disana juga ada wawan dan elis, kenalan saya saat psikotes.
Jadwal trainingnya agak molor dari jam yang telah ditentukan sehingga kami harus menunggu. Seperti wanita pada umumnya, jika ada waktu luang dan kesempatan beberapa wanita berkumpul maka sudah dipastikan akan ada acara gosip-menggosip. Sebenarnya bukan gosip sih, tapi kami merasa bimbang dengan ketidakjelasan akan info salary yang kami terima. Kami berusaha mencari info dan bertukar pikiran, buah dari pemikiran itu semakin membuat kami galau untuk melanjutkan ini atau tidak? Tapi kita lihat saja nanti bagaimana trainingnya.
Training pun dimulai kami diberikan beberapa yell-yell penyemangat. Materi training hari ini lebih ke softskill, mungkin akan begitu seterusnya selama 5 hari kedepan. Kabarnya setelah 5 hari training akan diberlakukan sistem gugur. Sejauh pengetahuan saya, training kerja dilaksanakan setelah interview HR, user, psikotes dan sebagai tanda bahwa orang tersebut diterima bekerja di perusahaan. Berbeda dengan training pada umumnya, di perusahaan outsourcing ini , ada beberapa tahapan yang harus dilewati untuk diterima sebagai karyawan yaitu, Interview HR, Psikotes, interview user dan terakhir training.Jadi, training ini tidak dibayar oleh perusahaan. Namun, muncul juga kabar bahwa gaji saat training akan dibayarkan pada bulan ketiga sebesar 200.000. Entahlah lah!! Sedangkan gaji perbulan yang kami terima 1.800.00 dengan rincian gaji pokok 1.500.000 ditambah bonus 300.000 . Selain itu, jenjang karirnya lumayan lambat. Namun kisaran gaji tersebut merupakan gaji seorang call center domestik. Jika bahasa inggrisnya lancar akan ditempatkan di first class dengan estimasi gaji di atas 3 juta. Masalah gaji merupakan masalah yang sensitif, selalu membahas mengenai gaji bukan berarti saya matre. Saya hanya mencoba berpikir lebih realistis. Saya kos di bandung. Itu pertimbangan utamanya. Belum lagi pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
Disaat saya sedang bingung mau melanjutkan training ini atau tidak HP saya berbunyi dan no yang muncul di layar HP adalah nomor telepon dari jakarta. Betapa senangnya hati saya. Dengan perasaan sumringah saya mengangkat telepon itu dan benar saja, itu telpon dari perusahaan recruitmen yang saya kirimi CV. Saya di wawancara menggunakan bahasa jepang. Setelah itu saya diharuskan untuk mengikuti tes bahasa Jepang. Lebih mengejutkan lagi, saat training sedang berlangsung lagi-lagi ada telpon dari nomor jakarta. Telpon pertama tidak bisa saya angkat, kemudian beliau menelpon lagi. Ternyata beliau adalah Pak susanto dari PT DMC TI. Beliau mengatakan akan mengkonfirmasi lagi untuk teknis interview.
Apakah ini jawaban atas keraguan saya? Mungkin Allah ingin menunjukkan kepada saya sesuatu. Saya masih ingat sekali betapa kecewanya perasaan ini ketika mengetahui saya tidak mendapat pemberitahuan untuk mengikuti psikotes hari kamis sedangkan teman-teman saya dapat smsnya. Tapi kemudian, saya mendapat sms hari jumat untuk mengikuti psikotes hari sabtu. Selanjutnya saya mengikuti training. Pada saat training itulah keraguan saya semakin bertambah padahal sebelumnya saya sangat ingin sekali diterima bekerja disini. Namun, keraguan itu berakhir ketika ada telepon dari jakarta.
I'm quick learner who learns from past mistakes. Tapi saya menganggap kejadian ini bukanlah suatu kegagalan ataupun kesalahan. Ini merupakan suatu pengalaman yang luar biasa mengawali karir saya sebagai fresh graduate. Jika saya tidak mengikuti tahapan demi tahapan di perusahaan ini mungkin saya tidak tahu bagaimana rasasnya interview HRD, psikotes pauli kraepelin dan berkenalan dengan peserta lain saling bertukar pengalaman menjadi fresh graduate. Selain itu, saya juga belajar satu hal bahwa deretan nilai yang saya dapat di kampus itu tidak ada artinya ketika masuk sebuah perusahaan. "Anda bisa nya apa? Apa kontribusi anda untuk perusahaan?" Sangat disayangkan jika waktu kuliah dilalui begitu saja.