Senin, 16 September 2013

Cerita Saat Training Call center

        Setelah tes psikotes yang membuat kepala saya stress, jumat malam sekitar pukul 20.00 pihak PT infomedia kembali menghubungi saya. Kali ini isi smsnya adalah pemberitahuan untuk mengikuti training. Kemudian saya segera mengkonsultasikan hal ini dengan orang tua saya. Perkiraan lamanya training adalah 20-25 hari , itu berarti saya harus melepaskan pekerjaannya sebagai guru honorer. Ada perasaan sedih dan merasa tidak bertanggung jawab ketika harus mengambil keputusan ini. Sedih karena saya belum sempat berpamitan kepada mereka bersama staff guru. Merasa tidak bertanggung jawab karena seharusnya saya menyelesaikan tugas sebagai guru pengganti itu sampai akhir oktober.Tapi sekali lagi, saya pikir ini adalah kesempatan. Kapan lagi sebuah perusahaan mau memberikan kesempatan kepada saya? 

          Keesokan harinya saya pergi ke bandung dengan membawa tas, koper dan skripsi yang harus saya serahkan ke kampus. Kenapa saya membawa koper? Berhubung trainingnya 15 hari maka saya harus menyiapkan berbagai kostum style office. Singkat cerita saya bertemu teman-teman yang sama-sama mengikuti training. Disana juga ada wawan dan elis, kenalan saya saat psikotes.

           Jadwal trainingnya agak molor dari jam yang telah ditentukan sehingga kami harus menunggu. Seperti wanita pada umumnya, jika ada waktu luang dan kesempatan beberapa wanita berkumpul maka sudah dipastikan akan ada acara gosip-menggosip. Sebenarnya bukan gosip sih, tapi kami merasa bimbang dengan ketidakjelasan akan info salary yang kami terima. Kami berusaha mencari info dan bertukar pikiran, buah dari pemikiran itu semakin membuat kami galau untuk melanjutkan ini atau tidak? Tapi kita lihat saja nanti bagaimana trainingnya. 


          Training pun dimulai kami diberikan beberapa yell-yell penyemangat. Materi training hari ini lebih ke softskill, mungkin akan begitu seterusnya selama 5 hari kedepan. Kabarnya setelah 5 hari training akan diberlakukan sistem gugur. Sejauh pengetahuan saya, training kerja dilaksanakan setelah interview HR, user, psikotes dan sebagai tanda bahwa orang tersebut diterima bekerja di perusahaan. Berbeda dengan training pada umumnya, di perusahaan outsourcing ini , ada beberapa tahapan yang harus dilewati untuk diterima sebagai karyawan yaitu, Interview  HR, Psikotes, interview user dan terakhir training.Jadi, training ini tidak dibayar oleh perusahaan. Namun, muncul juga kabar bahwa gaji saat training akan dibayarkan pada bulan ketiga sebesar 200.000. Entahlah lah!! Sedangkan gaji perbulan yang kami terima 1.800.00 dengan rincian gaji pokok 1.500.000 ditambah bonus 300.000 . Selain itu, jenjang karirnya lumayan lambat. Namun kisaran gaji tersebut merupakan gaji seorang call center domestik. Jika bahasa inggrisnya lancar akan ditempatkan di first class dengan estimasi gaji di atas 3 juta. Masalah gaji merupakan masalah yang sensitif, selalu membahas mengenai gaji bukan berarti saya matre. Saya hanya mencoba berpikir lebih realistis. Saya kos di bandung. Itu pertimbangan utamanya. Belum lagi pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

      Disaat saya sedang bingung mau melanjutkan training ini atau tidak HP saya berbunyi dan no yang muncul di layar HP adalah nomor telepon dari jakarta. Betapa senangnya hati saya. Dengan perasaan sumringah saya mengangkat telepon itu dan benar saja, itu telpon dari perusahaan recruitmen yang saya kirimi CV. Saya di wawancara menggunakan bahasa jepang. Setelah itu saya diharuskan untuk mengikuti tes bahasa Jepang. Lebih mengejutkan lagi, saat training sedang berlangsung lagi-lagi ada telpon dari nomor jakarta. Telpon pertama tidak bisa saya angkat, kemudian beliau menelpon lagi. Ternyata beliau adalah Pak susanto dari PT DMC TI. Beliau mengatakan akan mengkonfirmasi lagi untuk teknis interview.

       Apakah ini jawaban atas keraguan saya? Mungkin Allah ingin menunjukkan kepada saya sesuatu. Saya masih ingat sekali betapa kecewanya perasaan ini ketika mengetahui saya tidak mendapat pemberitahuan untuk mengikuti psikotes hari kamis sedangkan teman-teman saya dapat smsnya. Tapi kemudian, saya mendapat sms hari jumat untuk mengikuti psikotes hari sabtu. Selanjutnya saya mengikuti training. Pada saat training itulah keraguan saya semakin bertambah padahal sebelumnya saya sangat ingin sekali diterima bekerja disini. Namun, keraguan itu berakhir ketika ada telepon dari jakarta.

       I'm quick learner who learns from past mistakes. Tapi saya menganggap kejadian ini bukanlah suatu kegagalan ataupun kesalahan. Ini merupakan suatu pengalaman yang luar biasa mengawali karir saya sebagai fresh graduate. Jika saya tidak mengikuti tahapan demi tahapan di perusahaan ini mungkin saya tidak tahu bagaimana rasasnya interview HRD, psikotes pauli kraepelin dan berkenalan dengan peserta lain saling bertukar pengalaman menjadi fresh graduate. Selain itu, saya juga belajar satu hal bahwa deretan nilai yang saya dapat di kampus itu tidak ada artinya ketika masuk sebuah perusahaan. "Anda bisa nya apa? Apa kontribusi anda untuk perusahaan?" Sangat disayangkan jika waktu kuliah dilalui begitu saja.
        






        

Sabtu, 14 September 2013

SMS yang tak pernah disangka

         Selamat siang.. kami dari PT Infomedia mengundang anda untuk mengikuti tahap seleksi berikutnya sebagai agent call center garuda yakni psikotes. Pada hari sabtu, 14 september 2013. Pukul 09.00 di gedung infomedia jalan Malabar 37.
 
 Itulah sms yang saya terima tanggal 13 september 2013 pukul 11.39 ketika saya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah seusai mengajar di SMA. Ada perasaan senang namun bingung yang menggelayuti pikiran saya. Karena esok hari tentunya saya ada kelas dan harus mengajar dua kelas. Tapi saya juga tidak mungkin mengabaikan tawaran ini. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke bandung esok harinya dan memberi anak-anak tugas sebagai pengganti ketidakhadiran saya. Terkadang saya merasa tidak bertanggung jawab sebagai guru. Tapi apalah daya saya hanyalah guru pengganti. Saya sendiri belum memiliki pekerjaan resmi. Mendapat kesempatan di interview perusahaan merupakan kesempatan yang tidak boleh dilewatkan karena perusahaan yang saya lamar saja belum memanggil saya untuk wawancara. 

Yap. Mengikuti seleksi tahap ini merupakan hal yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Saya kira saya tidak akan pernah berhubungan lagi dengan PT infomedia tepat ketika mereka tidak mengirimkan sms pemberitahuan kepada saya hari rabu sore sedangkan teman-teman saya yang lain dapat smsnya. Hati saya agak sedikit meringis ketika harus menjawab, “tidak” atas pertanyaan “kamu dapat sms dari PT infomedia ga?”. Dari situ saya menyimpulkan bahwa saya tidak lolos seleksi berikutnya. Kemudian pikiran tersebut terbantahkan oleh sms jumat siang itu. 

Hari ini saya pergi ke bandung untuk mengikuti psikotes. Dalam interview sebelumnya, ketika memperkenalkan diri saya menyebutkan bahwa salah satu kelebihan saya adalah “quick learner who learns from last mistakes”. Maka pada tes kali ini saya tiba di infomedia tepat jam 08.00 sehingga saya sempat untuk makan nasi kuning terlebih dahulu. 

Saya duduk dikursi sofa panjang menunggu waktu tes tiba karena bosan sayapun memberanikan diri untuk berkenalan dengan salah satu peserta. Namanya siapa ya…saya lupa. Dia juga jobseeker seperti saya. Dia menceritakan kisahnya yang sudah melamar kemana-mana dan mengikuti berbagai interview dan psikotes tapi allah belum menghendakinya sehingga belum ada perusahaan yang menerimanya. Dia kuliah jurusan kimia di UIN Bandung. Saya salut akan semangatnya yang terus mencari bekerja. Tak lama kemudia seseorang yang bernama awan bergabung dalam obrolan kami. Singkat cerita, ternyata awan ini pernah bekerja di garuda Jakarta sebagai costumer service. Dia menceritakan pengalamannya selama menjadi CSR. Pengalaman pahit yang pernah dia alami adalah disiram oleh penumpang akibat pesawat yang delay. 

Sekitar pukul 10.00 kami memasuki ruangan untuk mengikuti psikotes. Soal psikotes di bagi menjadi beberapa bagian dan setiap bagian ada batas waktu pengerjaannya. 

Pertama. Saya mengerjakan soal berupa bentuk persegi panjang, lingkaran, segitiga dimana saya harus memilih bentuk yang sesuai dengan soal. 

Kedua. Tes kepribadian seperti kuosioner.

Ketiga. Membuat gambar. Ada delapan kotak dengan delapan garis/bentuk yang berbeda di setiap kotak tersebut. Saya harus membuat gambar dari potongan garis/bentuk yang tersedia. Mula-mula saya membentuk garis-garis tersebut menjadi sebuah gambar kemudian saya mengurutkannya dari 1-8. Lalu saya memberi label M (mudah), S (sulit), + (paling disukai), - (paling tidak disukai) pada salah satu gambar. Jika diurutkan gambar tersebut yaitu (1) Orang tua naik haji <S>, (2) pergi ke jepang <+>, (3) Investasi emas <M>, (4) Membeli rumah di daerah pegunungan (5) Beli mobil <-> (6) Rumah kontrakan/kos-kosan, (7) Menanam pohon dan (8) setumpuk kertas reksadana. Dari gambar-gambar yang saya buat tadi sangat jelas kemana arah dan tujuan hidup saya. saya begitu semangat merencanakan kehidupan di masa yang akan datang. Saya sedang berusaha menjadi masyarakat yang sadar finansial. 

Keempat. Tes kemampuan bahasa inggris. Matilah saya di tes yang ini karena tes listeningnya sangat tidak terdengar dengan jelas. Selain karena kasetnya yang mungkin sudah lama juga kemampuan bahasa inggris saya yang memang pas-pasan.

Tes terakhir adalah tes Koran. Tes tersebut berupa sederet angka yang memanjang ke bawah. tugas kita adalah menjumlahkan angka bawah dan atas sesuai dengan waktu yang ditentukan. Ketika juri bilang “ganti” maka kita harus pindah ke baris selanjutnya. Barisnya begitu banyak tangan saya pun sudah ingin berkata “saya menyerah. Berhentilah!” saat itu saya merasa sedang bekerja di bawah tekanan dimana saya harus menyelesaikan tugas itu sementara kemampuan dan sisa tenaga saya sudah diambang batas. 

            Tes pun berakhir petugas psikotesnya bilang 3 hari kemudian akan diberitahu lagi mengenai teknis selanjutnya. Tes yang baru saya ikuti adalah interview HR, psikotes dan satu lagi yang belum adalah “interview user”. Ada hikmah juga kenapa sampai saat ini saya belum interview user mungkin saya diberi kesempatan oleh Allah untuk mempersiapkan interview ini dengan baik. 

Tapi apapun yang terjadi rencana allah lah yang terbaik. Saya serahkan segala usaha saya kepada allah. Dan sebaiknya kita selalu berprasangka baik terhadap apa yang belum terjadi. Saya yang telah menyimpulkan bahwa saya gagal dalam interview HR ternyata diundang untuk mengikuti psikotes di beberapa hari selanjutnya. Katanya sih, karena disesuaikan dengan jumlah orang dan terbatasnya ruangan sehingga psikotes tidak bisa dilakukan pada hari yang bersamaan pada semua kandidat. Puji syukur ke hadirat allah yang maha kuasa yang telah memberikan saya kesempatan untuk hari ini. Keep positive thinking!

Rabu, 11 September 2013

Gagalnya Interview Pertama


          Siang itu hari selasa saya mendapat telpon dari seseorang yang bernama mbak arta dari PT infomedia. Beliau menyebutkan memberikan tawaran pekerjaan untuk menjadi call center garuda. Tugasnya adalah menerima dan merespon keluhan pelanggan. Saya sempat berpikir bahwa pekerjaan ini tidak sesuai dengan jurusan kuliah yang saya ambil. Dan saya tidak merasa mengirimkan lamaran ke perusahaan ini. Pada malam harinya saya memang mengirimkan lamaran ke beberapa perusahaan yatiu PT NBC Indonesia, PT Nippon Seiki Indonesia dll. Beliau memberitahu bahwa beliau mendapatkan data saya dari database upi. kemudian beliau juga menambahkan bahwa posisi yang ditawarkan ini call center khusus untuk pelanggan orang jepang. gaji yang ditawarkan pun lumayan besar untuk seorang fresh graduate yaitu sebesar 3,5 juta sampai 4 juta. Saya tidak bisa memutuskan saat itu juga. Saya pikir saya harus konsultasi dulu dengan orang tua. Maka saya memberitahu mbak arta bahwa saya akan mengkonfirmasi nanti sore. 
Sore itu sekitar pukul 16.00 saya mengirimkan sms bahwa saya bersedia untuk ikut interview. Keesokan harinya, saya berangkat dari subang pukul 06.00 dari rumah tepatnya. Mobil efl pun bertolak dari subang pukul 06.30. Ini memang terlalu siang. Saya sampai di bandung sekitar pukul 8.30. Setelah sampai ledeng saya tidak bisa langsung ke tempat interview karena saya harus print cv, surat lamaran dll. Selain itu saya juga ingin membuka youtube mengenai cara berbicara orang jepang yang bekerja sebagai call center. Ungkapan apa saja yang mereka katakana. Saya juga memerlukan waktu untuk sedikit memoles wajah saya yang mulai kucel. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa hal itu membuat saya terlambat ke tempat wawancara. Tapi dalam perjalanan ke bandung saya sms mbak arta kemungkinan saya akan datang jam 10.00. Mundur satu jam dari jadwal yang telah ditentukan yaitu jam 09.00. tapi nyatanya saya berangkat jam 9.30 dari ledeng. Sedangkan saya sendiri tidak tahu dimana jalan Malabar itu, tetapi sebelumnya saya sudah Tanya ke orang naik angkot apa saja untuk sampai ke tempat tujuan. Sudah bisa dipastikan bahwa saya telat.

Singkat cerita saya tiba di lokasi jam 10.30. betapa kagetnya saya melihat wajah-wajah yang tak asing yang sedang duduk di depan ruangan interview ini. Mereka adalah teman-teman saya yang lulus sidang periode agustus kemarin. Dari sana saya tahu bahwa tidak hanya saya saja yang ditelpon oleh perusahaan.
Tibalah giliran saya untuk diwawancara. Pertanyaan yang pertama kali ditanyakan adalah skripsi anda tentang apa, beliau juga menanyakan kemampuan bahasa inggris saya. Dan saat saya disuruh memperkenalkan diri bahasa inggris saya hanya mengucapkan, “ Let me introduce my self. my name is riska wulandari. Im 22 years old. Im a job seeker. Sudah hanya itu saja. Betapa jawaban yang pendek dan terkesan asal-asalan. Tidak niat untuk bekerja. dari situ sama sekali tidak terlihat nilai jual yang dari diri saya.

Parahnya lagi. ketika saya ditanya rencana jangka pendek dan jangka panjang. Saya menjawab, saya ingin bekerja dan berinvestasi di reksadana secepatnya. Karena berinvestasi itukan lebih cepat lebih baik. Wah jawaban macam apa itu? Tapi saya pikir kalau menjawab wawancara itu harus terkesan senatural mungkin dan tidak dibuat-buat. Nah, rencana terdekat yang ingin segera saya wujudkan ya itu. Tapi tampaknya itu justru membuat saya terlihat tampak bodoh dan tidak serius mengikuti interview ini. Interview itupun selesai. Saya pun pulang denga penuh percaya diri bahwa saya yakin akan lolos. Pemikiran bahwa jawaban-jawaban itu tampak bodoh muncul setelah paragraph berikut ini.

Saya bingung mau menulis apa? Selalu begini ketika saya kalah. Saya tidak lolos interview di call center garuda.buktinya saya tidak mendapat sms sedangkan teman saya ada yang dapat. Ya allah..padahal saya berharap sekali lulus karena saya ingin tinggal di bandung dan kursus mandarin disini. Tapi ya sudahlah. Mungkin bukan rezeki saya. Dari interview tadi saya mengetahui kekurangan saya dalam menjawab. Ketika disuruh memperkenalkan diri dalam bahasa inggris saya menjawabnya pendek. Terus ketika ditanya soal rencana jangka pendek dan jangka panjang mungkin jawaban saya tidak memuaskan bagi pewawancara. Mungkin jawaban saya tidak cocok. Sedih. Lemes. Perasaan seperti ini sama seperti saat saya mengetahui kalau saya tidak lolos beasiswa ke jepang.

Saya mencoba googling “pengalaman gagal interview” ternyata banyak sekali orang yang menumpahkan kekecewaannya di blog. Hal tersebut setidaknya mengurangi sedikit dari sebagian kekecewaan saya karena tidak lolos interview. Bahwa hal yang saya alami ini sangat wajar.

Dua paragraph diatas merupakan ungkapan kekecewaan saya tepat setelah saya mengetahui bahwa tak ada sms yang menyatakan bahwa saya lolos seleksi. Berulang kali saya meyakinkan diri bahwa mungkin itu memang bukan rezeki saya. bismillah semangat untuk menunggu dan mempersiapkan wawancara berikutnya! Yosh…

Guru Honorer 1

           Sejak dinyatakan lulus tanggal 30 agustus 2013, saya dilanda galau berkepanjangan. Penyebabnya adalah akan kemanakah saya setelah ini? Semenjak itu juga saya sudah tidak memiliki alasan untuk menetap di Bandung. Dengan perasaan sangat terpaksa saya memutuskan untuk kembali ke kampung halaman. Selama 4 tahun tinggal di Bandung membuat saya merasa seperti sudah menjadi orang Bandung.  Pulang ke kampung halaman dengan gelar sarjana pendidikan lantas tidak membuat saya memiliki julukan baru, yaitu sarjana pengangguran. 
 
Sebelum sidang skripsi pun saya sudah diminta untuk mengajar di sebuah SMA negeri di  subang tentunya dengan status sebagai guru honorer. Kebetulan di sekolah tersebut guru bahasa jepangnya cuti hamil dan melahirkan jadi saya diminta untuk menggantikan untuk sementara. Karena jadwal saya juga tidak sibuk-sibuk amat akhirnya saya menerima tawaran tersebut dengan gaji 25.000/jam. Sementara itu saya harus mengajar selama 26 jam dalam seminggu. 26 jam itu berarti saya harus masuk ke 13 kelas dalam seminggu dan saya memiliki hari libur satu hari yaitu hari rabu. Jika dihitung-hitung 25.000 X 26 jam X 4= 2.600.000 ,- wow angka yang cukup fantastis untuk ukuran guru honorer! Standar gaji honorer satu bulan adalah 400.000 sampai 700.000. Ok! Mungkin saya yang salah menafsirkan angka yang dikalikan dengan Rp 25.000. Yang jelas, di sekolah tempat saya mengajar gaji honorer ditentukan dengan jumlah jam mengajar. 

Tanggal 3 september saya menerima gaji honorer pertama saya sebesar Rp 500.000,- padahal saya baru mengajar selama 2 minggu itupun dua kali bolos karena saya harus ikut ujian sidang. Dua kali bolos artinya saya tidak masuk ke 4 kelas, kebetulan itu hari jumat, hari jumat saya hanya mengajar 2 kelas saja. Guru  bahasa jepangnya bilang kalau itu sudah ditambah dengan uang dari LKS. Saya baru tahu bahwa dari pembelian LKS siswa, guru pun mendapat bagian. 

Uang Rp 500.000 tentu saja tidak besar tapi cukup. Setidaknya untuk menutupi biaya transportasi. Jarak dari rumah saya ke sekolah memerlukan waktu sekitar 30 menit memakai motor dan satu jam menggunakan angkot. Ayah saya yang baik hati selalu mengantar saya pergi ke sekolah dari mulai SMP, SMA. Kali ini pun beliau mengantar saya ke sekolah untuk mengajar. Jika tidak pakai motor maka saya harus mengeluarkan uang sekitar Rp 15.000 per hari hanya untuk transportasi. Itu artinya pengeluaran saya 60.000 hanya untuk transportasi selama seminggu. Tapi untungnya tidak sebesar itu, saya hanya mengeluarkan 36.000 per minggu saja. Itu untuk transportasi saja ya belum lagi kalau saya ingin jajan, biasanya saya beli somai seharga 5000. Kurang lebih pengeluaran saya selama sebulan adalah RP 200.000. itu pun ibu saya selalu membuatkan bentou untuk saya. tujuannya sih biar saya gak jajan. Tapi kenyataannya memang hasrat untuk jajan itu tidak terelakkan. Gaji sebagai guru honorer memang tidak sebanding dengan jumlah jam mengajar saya. Sewaktu menjadi guru privat saya dibayar 38.000 untuk satu kali pertemuan dan satu anak. Sebulan saya menerima gaji kurang lebih RP 400.000. Belum lagi saya diberi uang transport oleh orang tuanya karena memang jarak rumahnya yang cukup jauh dari tempat saya kos. 

Sepertinya status saya sebagai guru honorer akan segera berakhir. Dan saya ingin segera mengakhirinya. Saya masih muda. Kehidupan menjadi guru di kampung halaman membuat saya merasa bahwa “kok hidup gue flat banget?” sebuah tanda tanya besar. Saya tidak menikmati status saya sebagai guru. Tidak ada tantangan yang membuat saya untuk survive dalam menjalani hidup. Hari-hari setelah menyelesaikan skripsi terasa begitu membosankan.   Semoga saya di terima bekerja perusahaan yang memanggil saya untuk wawancara.

Senin, 09 September 2013

Penyebab Sakit Kepala utama : Segudang masalah yang menghampiri pikiran

Saat kepala sakit menyerang dan mual yang tak tertahankan tentunya sangat mengganggu aktivitas kita bahkan juga mengganggu waktu istirahat kita. Bagaimana mau tidur jika kepala nyut-nyutan tak karuan ditambah rasa mual yang membuat tidur tidak tak nyaman. Sejauh pengetahuan saya, pada dasarnya, sakit kepala disebabkan karena dua hal yakni pikiran dan pola makan. 
 
Penyebab sakit kepala yang pertama, biasanya disebabkan oleh masalah-masalah yang sulit ditemukan pemecahan solusinya dan ketika otak sudah berpikir mencapai batas kemampuannya sehingga menemui jalan buntu. Dari situlah muncul pikiran-pikiran negatif akibat dari tidak terselesaikannya masalah. Pikiran-pikiran seperti “bagaimana kalau….?” “apakah….?” . Memang ya berpikir negatif itu membuat hati tak tenang, selalu berprasangka baik itu justru lebih baik. Tidak terlalu mengkhawatirkan apa yang belum tentu akan terjadi secara berlebihan. Terkadang kita terlalu egois menyutradai setiap kejadian yang akan terjadi pada kita, parahnya kebanyakan kita membuat skenario yang cenderung menyudutkan kita. Maka sudah sepantasnya kita hanya menjadi pemain saja, biarlah bagian skenario dan sutradara kehidupan ini, kita serahkan kepada sang pencipta. 

Penyebab sakit kepala seperti ini obatnya bukan sebuah tablet dari apotek atau dokter. Tetapi membaca al-quran, salat sunah, dukungan dari orang-orang sekitar. Dan satu hal yang saya sadari, betapa silaturahmi itu sangat penting. Kita memang tak bisa hidup sendiri karena itu jagalah hubungan baik dengan saudara dan teman-teman kita. Saat kita dihadapkan pada sebuah masalah dan menemui jalan buntu, merekalah yang mungkin akan memberikan tali-tali agar kita tak tenggelam dalam masalah. Betapa indahnya hidup saling tolong-menolong. Ketika membantu si A, insya allah saat kita sedang menemui kesulitan A juga dengan senang hati akan membantu kita. Bahkan ketika pertolongan itu bisa datang tidak hanya dari tangan A, mungkin saja melalui B, C atau D.  

Melalui uluran tangan-tangan mereka, masalah kita pun perlahan-lahan mulai ada pencerahan. Sedikit atau banyak bantuan orang-orang di sekitar membuat rasa sakit kepala sedikit berkurang dan menyadarkan kita bahwa kita ini tidak sendiri. Benar apa yang dikatakan pak ustad, “Silaturahmi itu mendatangkan rezeki.”