Siang itu hari selasa saya mendapat telpon dari
seseorang yang bernama mbak arta dari PT infomedia. Beliau menyebutkan memberikan
tawaran pekerjaan untuk menjadi call center garuda. Tugasnya adalah menerima
dan merespon keluhan pelanggan. Saya sempat berpikir bahwa pekerjaan ini tidak
sesuai dengan jurusan kuliah yang saya ambil. Dan saya tidak merasa mengirimkan
lamaran ke perusahaan ini. Pada malam harinya saya memang mengirimkan lamaran
ke beberapa perusahaan yatiu PT NBC Indonesia, PT Nippon Seiki Indonesia dll. Beliau
memberitahu bahwa beliau mendapatkan data saya dari database upi. kemudian
beliau juga menambahkan bahwa posisi yang ditawarkan ini call center khusus
untuk pelanggan orang jepang. gaji yang ditawarkan pun lumayan besar untuk
seorang fresh graduate yaitu sebesar 3,5 juta sampai 4 juta. Saya tidak bisa
memutuskan saat itu juga. Saya pikir saya harus konsultasi dulu dengan orang
tua. Maka saya memberitahu mbak arta bahwa saya akan mengkonfirmasi nanti sore.
Sore itu sekitar pukul 16.00 saya mengirimkan sms
bahwa saya bersedia untuk ikut interview. Keesokan harinya, saya berangkat dari
subang pukul 06.00 dari rumah tepatnya. Mobil efl pun bertolak dari subang
pukul 06.30. Ini memang terlalu siang. Saya sampai di bandung sekitar pukul
8.30. Setelah sampai ledeng saya tidak bisa langsung ke tempat interview karena
saya harus print cv, surat lamaran dll. Selain itu saya juga ingin membuka
youtube mengenai cara berbicara orang jepang yang bekerja sebagai call center. Ungkapan
apa saja yang mereka katakana. Saya juga memerlukan waktu untuk sedikit memoles
wajah saya yang mulai kucel. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa hal itu membuat
saya terlambat ke tempat wawancara. Tapi dalam perjalanan ke bandung saya sms
mbak arta kemungkinan saya akan datang jam 10.00. Mundur satu jam dari jadwal
yang telah ditentukan yaitu jam 09.00. tapi nyatanya saya berangkat jam 9.30
dari ledeng. Sedangkan saya sendiri tidak tahu dimana jalan Malabar itu, tetapi
sebelumnya saya sudah Tanya ke orang naik angkot apa saja untuk sampai ke tempat
tujuan. Sudah bisa dipastikan bahwa saya telat.
Singkat cerita saya tiba di lokasi jam 10.30. betapa
kagetnya saya melihat wajah-wajah yang tak asing yang sedang duduk di depan
ruangan interview ini. Mereka adalah teman-teman saya yang lulus sidang periode
agustus kemarin. Dari sana saya tahu bahwa tidak hanya saya saja yang ditelpon
oleh perusahaan.
Tibalah giliran saya untuk diwawancara. Pertanyaan yang
pertama kali ditanyakan adalah skripsi anda tentang apa, beliau juga menanyakan
kemampuan bahasa inggris saya. Dan saat saya disuruh memperkenalkan diri bahasa
inggris saya hanya mengucapkan, “ Let me introduce my self. my name is riska
wulandari. Im 22 years old. Im a job seeker. Sudah hanya itu saja. Betapa
jawaban yang pendek dan terkesan asal-asalan. Tidak niat untuk bekerja. dari
situ sama sekali tidak terlihat nilai jual yang dari diri saya.
Parahnya lagi. ketika saya ditanya rencana jangka
pendek dan jangka panjang. Saya menjawab, saya ingin bekerja dan berinvestasi
di reksadana secepatnya. Karena berinvestasi itukan lebih cepat lebih baik. Wah
jawaban macam apa itu? Tapi saya pikir kalau menjawab wawancara itu harus
terkesan senatural mungkin dan tidak dibuat-buat. Nah, rencana terdekat yang
ingin segera saya wujudkan ya itu. Tapi tampaknya itu justru membuat saya
terlihat tampak bodoh dan tidak serius mengikuti interview ini. Interview itupun
selesai. Saya pun pulang denga penuh percaya diri bahwa saya yakin akan lolos. Pemikiran
bahwa jawaban-jawaban itu tampak bodoh muncul setelah paragraph berikut ini.
Saya bingung mau menulis apa? Selalu begini ketika
saya kalah. Saya tidak lolos interview di call center garuda.buktinya saya
tidak mendapat sms sedangkan teman saya ada yang dapat. Ya allah..padahal saya
berharap sekali lulus karena saya ingin tinggal di bandung dan kursus mandarin
disini. Tapi ya sudahlah. Mungkin bukan rezeki saya. Dari interview tadi saya
mengetahui kekurangan saya dalam menjawab. Ketika disuruh memperkenalkan diri
dalam bahasa inggris saya menjawabnya pendek. Terus ketika ditanya soal rencana
jangka pendek dan jangka panjang mungkin jawaban saya tidak memuaskan bagi
pewawancara. Mungkin jawaban saya tidak cocok. Sedih. Lemes. Perasaan seperti
ini sama seperti saat saya mengetahui kalau saya tidak lolos beasiswa ke
jepang.
Saya mencoba googling “pengalaman gagal interview”
ternyata banyak sekali orang yang menumpahkan kekecewaannya di blog. Hal
tersebut setidaknya mengurangi sedikit dari sebagian kekecewaan saya karena
tidak lolos interview. Bahwa hal yang saya alami ini sangat wajar.
Dua paragraph diatas merupakan ungkapan kekecewaan
saya tepat setelah saya mengetahui bahwa tak ada sms yang menyatakan bahwa saya
lolos seleksi. Berulang kali saya meyakinkan diri bahwa mungkin itu memang
bukan rezeki saya. bismillah semangat untuk menunggu dan mempersiapkan
wawancara berikutnya! Yosh…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar