Rabu, 11 September 2013

Gagalnya Interview Pertama


          Siang itu hari selasa saya mendapat telpon dari seseorang yang bernama mbak arta dari PT infomedia. Beliau menyebutkan memberikan tawaran pekerjaan untuk menjadi call center garuda. Tugasnya adalah menerima dan merespon keluhan pelanggan. Saya sempat berpikir bahwa pekerjaan ini tidak sesuai dengan jurusan kuliah yang saya ambil. Dan saya tidak merasa mengirimkan lamaran ke perusahaan ini. Pada malam harinya saya memang mengirimkan lamaran ke beberapa perusahaan yatiu PT NBC Indonesia, PT Nippon Seiki Indonesia dll. Beliau memberitahu bahwa beliau mendapatkan data saya dari database upi. kemudian beliau juga menambahkan bahwa posisi yang ditawarkan ini call center khusus untuk pelanggan orang jepang. gaji yang ditawarkan pun lumayan besar untuk seorang fresh graduate yaitu sebesar 3,5 juta sampai 4 juta. Saya tidak bisa memutuskan saat itu juga. Saya pikir saya harus konsultasi dulu dengan orang tua. Maka saya memberitahu mbak arta bahwa saya akan mengkonfirmasi nanti sore. 
Sore itu sekitar pukul 16.00 saya mengirimkan sms bahwa saya bersedia untuk ikut interview. Keesokan harinya, saya berangkat dari subang pukul 06.00 dari rumah tepatnya. Mobil efl pun bertolak dari subang pukul 06.30. Ini memang terlalu siang. Saya sampai di bandung sekitar pukul 8.30. Setelah sampai ledeng saya tidak bisa langsung ke tempat interview karena saya harus print cv, surat lamaran dll. Selain itu saya juga ingin membuka youtube mengenai cara berbicara orang jepang yang bekerja sebagai call center. Ungkapan apa saja yang mereka katakana. Saya juga memerlukan waktu untuk sedikit memoles wajah saya yang mulai kucel. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa hal itu membuat saya terlambat ke tempat wawancara. Tapi dalam perjalanan ke bandung saya sms mbak arta kemungkinan saya akan datang jam 10.00. Mundur satu jam dari jadwal yang telah ditentukan yaitu jam 09.00. tapi nyatanya saya berangkat jam 9.30 dari ledeng. Sedangkan saya sendiri tidak tahu dimana jalan Malabar itu, tetapi sebelumnya saya sudah Tanya ke orang naik angkot apa saja untuk sampai ke tempat tujuan. Sudah bisa dipastikan bahwa saya telat.

Singkat cerita saya tiba di lokasi jam 10.30. betapa kagetnya saya melihat wajah-wajah yang tak asing yang sedang duduk di depan ruangan interview ini. Mereka adalah teman-teman saya yang lulus sidang periode agustus kemarin. Dari sana saya tahu bahwa tidak hanya saya saja yang ditelpon oleh perusahaan.
Tibalah giliran saya untuk diwawancara. Pertanyaan yang pertama kali ditanyakan adalah skripsi anda tentang apa, beliau juga menanyakan kemampuan bahasa inggris saya. Dan saat saya disuruh memperkenalkan diri bahasa inggris saya hanya mengucapkan, “ Let me introduce my self. my name is riska wulandari. Im 22 years old. Im a job seeker. Sudah hanya itu saja. Betapa jawaban yang pendek dan terkesan asal-asalan. Tidak niat untuk bekerja. dari situ sama sekali tidak terlihat nilai jual yang dari diri saya.

Parahnya lagi. ketika saya ditanya rencana jangka pendek dan jangka panjang. Saya menjawab, saya ingin bekerja dan berinvestasi di reksadana secepatnya. Karena berinvestasi itukan lebih cepat lebih baik. Wah jawaban macam apa itu? Tapi saya pikir kalau menjawab wawancara itu harus terkesan senatural mungkin dan tidak dibuat-buat. Nah, rencana terdekat yang ingin segera saya wujudkan ya itu. Tapi tampaknya itu justru membuat saya terlihat tampak bodoh dan tidak serius mengikuti interview ini. Interview itupun selesai. Saya pun pulang denga penuh percaya diri bahwa saya yakin akan lolos. Pemikiran bahwa jawaban-jawaban itu tampak bodoh muncul setelah paragraph berikut ini.

Saya bingung mau menulis apa? Selalu begini ketika saya kalah. Saya tidak lolos interview di call center garuda.buktinya saya tidak mendapat sms sedangkan teman saya ada yang dapat. Ya allah..padahal saya berharap sekali lulus karena saya ingin tinggal di bandung dan kursus mandarin disini. Tapi ya sudahlah. Mungkin bukan rezeki saya. Dari interview tadi saya mengetahui kekurangan saya dalam menjawab. Ketika disuruh memperkenalkan diri dalam bahasa inggris saya menjawabnya pendek. Terus ketika ditanya soal rencana jangka pendek dan jangka panjang mungkin jawaban saya tidak memuaskan bagi pewawancara. Mungkin jawaban saya tidak cocok. Sedih. Lemes. Perasaan seperti ini sama seperti saat saya mengetahui kalau saya tidak lolos beasiswa ke jepang.

Saya mencoba googling “pengalaman gagal interview” ternyata banyak sekali orang yang menumpahkan kekecewaannya di blog. Hal tersebut setidaknya mengurangi sedikit dari sebagian kekecewaan saya karena tidak lolos interview. Bahwa hal yang saya alami ini sangat wajar.

Dua paragraph diatas merupakan ungkapan kekecewaan saya tepat setelah saya mengetahui bahwa tak ada sms yang menyatakan bahwa saya lolos seleksi. Berulang kali saya meyakinkan diri bahwa mungkin itu memang bukan rezeki saya. bismillah semangat untuk menunggu dan mempersiapkan wawancara berikutnya! Yosh…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar