Selamat
siang.. kami dari PT Infomedia mengundang anda untuk mengikuti tahap seleksi
berikutnya sebagai agent call center garuda yakni psikotes. Pada hari sabtu, 14
september 2013. Pukul 09.00 di gedung infomedia jalan Malabar 37.
Itulah sms
yang saya terima tanggal 13 september 2013 pukul 11.39 ketika saya sedang dalam
perjalanan pulang ke rumah seusai mengajar di SMA. Ada perasaan senang namun
bingung yang menggelayuti pikiran saya. Karena esok hari tentunya saya ada
kelas dan harus mengajar dua kelas. Tapi saya juga tidak mungkin mengabaikan
tawaran ini. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke bandung esok harinya dan
memberi anak-anak tugas sebagai pengganti ketidakhadiran saya. Terkadang saya
merasa tidak bertanggung jawab sebagai guru. Tapi apalah daya saya hanyalah
guru pengganti. Saya sendiri belum memiliki pekerjaan resmi. Mendapat kesempatan
di interview perusahaan merupakan kesempatan yang tidak boleh dilewatkan karena
perusahaan yang saya lamar saja belum memanggil saya untuk wawancara.
Yap. Mengikuti seleksi tahap ini merupakan hal yang
tidak pernah saya duga sebelumnya. Saya kira saya tidak akan pernah berhubungan
lagi dengan PT infomedia tepat ketika mereka tidak mengirimkan sms
pemberitahuan kepada saya hari rabu sore sedangkan teman-teman saya yang lain
dapat smsnya. Hati saya agak sedikit meringis ketika harus menjawab, “tidak”
atas pertanyaan “kamu dapat sms dari PT infomedia ga?”. Dari situ saya
menyimpulkan bahwa saya tidak lolos seleksi berikutnya. Kemudian pikiran
tersebut terbantahkan oleh sms jumat siang itu.
Hari ini saya pergi ke bandung untuk mengikuti
psikotes. Dalam interview sebelumnya, ketika memperkenalkan diri saya
menyebutkan bahwa salah satu kelebihan saya adalah “quick learner who learns
from last mistakes”. Maka pada tes kali ini saya tiba di infomedia tepat jam
08.00 sehingga saya sempat untuk makan nasi kuning terlebih dahulu.
Saya duduk dikursi sofa panjang menunggu waktu tes
tiba karena bosan sayapun memberanikan diri untuk berkenalan dengan salah satu
peserta. Namanya siapa ya…saya lupa. Dia juga jobseeker seperti saya. Dia
menceritakan kisahnya yang sudah melamar kemana-mana dan mengikuti berbagai
interview dan psikotes tapi allah belum menghendakinya sehingga belum ada
perusahaan yang menerimanya. Dia kuliah jurusan kimia di UIN Bandung. Saya salut
akan semangatnya yang terus mencari bekerja. Tak lama kemudia seseorang yang
bernama awan bergabung dalam obrolan kami. Singkat cerita, ternyata awan ini
pernah bekerja di garuda Jakarta sebagai costumer service. Dia menceritakan
pengalamannya selama menjadi CSR. Pengalaman pahit yang pernah dia alami adalah
disiram oleh penumpang akibat pesawat yang delay.
Sekitar pukul 10.00 kami memasuki ruangan untuk
mengikuti psikotes. Soal psikotes di bagi menjadi beberapa bagian dan setiap
bagian ada batas waktu pengerjaannya.
Pertama.
Saya mengerjakan soal berupa bentuk persegi panjang, lingkaran, segitiga dimana
saya harus memilih bentuk yang sesuai dengan soal.
Kedua.
Tes kepribadian seperti kuosioner.
Ketiga.
Membuat gambar. Ada delapan kotak dengan delapan garis/bentuk yang berbeda di
setiap kotak tersebut. Saya harus membuat gambar dari potongan garis/bentuk
yang tersedia. Mula-mula saya membentuk garis-garis tersebut menjadi sebuah
gambar kemudian saya mengurutkannya dari 1-8. Lalu saya memberi label M
(mudah), S (sulit), + (paling disukai), - (paling tidak disukai) pada salah
satu gambar. Jika diurutkan gambar tersebut yaitu (1) Orang tua naik haji <S>,
(2) pergi ke jepang <+>, (3) Investasi emas <M>, (4) Membeli rumah
di daerah pegunungan (5) Beli mobil <-> (6) Rumah kontrakan/kos-kosan,
(7) Menanam pohon dan (8) setumpuk kertas reksadana. Dari gambar-gambar yang
saya buat tadi sangat jelas kemana arah dan tujuan hidup saya. saya begitu
semangat merencanakan kehidupan di masa yang akan datang. Saya sedang berusaha
menjadi masyarakat yang sadar finansial.
Keempat.
Tes kemampuan bahasa inggris. Matilah saya di tes yang ini karena tes
listeningnya sangat tidak terdengar dengan jelas. Selain karena kasetnya yang
mungkin sudah lama juga kemampuan bahasa inggris saya yang memang pas-pasan.
Tes
terakhir adalah tes Koran. Tes tersebut berupa sederet angka yang memanjang ke
bawah. tugas kita adalah menjumlahkan angka bawah dan atas sesuai dengan waktu
yang ditentukan. Ketika juri bilang “ganti” maka kita harus pindah ke baris
selanjutnya. Barisnya begitu banyak tangan saya pun sudah ingin berkata “saya
menyerah. Berhentilah!” saat itu saya merasa sedang bekerja di bawah tekanan
dimana saya harus menyelesaikan tugas itu sementara kemampuan dan sisa tenaga saya
sudah diambang batas.
Tes pun berakhir petugas psikotesnya
bilang 3 hari kemudian akan diberitahu lagi mengenai teknis selanjutnya. Tes yang
baru saya ikuti adalah interview HR, psikotes dan satu lagi yang belum adalah “interview
user”. Ada hikmah juga kenapa sampai saat ini saya belum interview user mungkin
saya diberi kesempatan oleh Allah untuk mempersiapkan interview ini dengan
baik.
Tapi
apapun yang terjadi rencana allah lah yang terbaik. Saya serahkan segala usaha
saya kepada allah. Dan sebaiknya kita selalu berprasangka baik terhadap apa
yang belum terjadi. Saya yang telah menyimpulkan bahwa saya gagal dalam
interview HR ternyata diundang untuk mengikuti psikotes di beberapa hari
selanjutnya. Katanya sih, karena disesuaikan dengan jumlah orang dan
terbatasnya ruangan sehingga psikotes tidak bisa dilakukan pada hari yang
bersamaan pada semua kandidat. Puji syukur ke hadirat allah yang maha kuasa
yang telah memberikan saya kesempatan untuk hari ini. Keep positive thinking!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar