Jumat, 19 Juli 2013

Sepasang suami istri yang tunanetra

Sore itu sepasang suami istri sedang berbincang mesra di depan teras rumah. Tersenyum tanpa saling berpandangan. Terkadang saling bertatap muka tapi bola matanya tak saling bertemu. Meskipun pandangan mata entah kemana, tapi tak mengurangi kesan romantis di kala sore itu, menjelang magrib.

Dalam lubuk hatinya, saya yakin mereka ingin melihat, menatap lekat dalam-dalam wajah pasangan yang ada di hadapannya. Tapi apa daya, allah tak menghendakinya. Mereka adalah sepasang suami istri yang tunanetra dipersatukan dalam sebuah ikatan resmi yaitu ikatan pernikahan.

Melihat dua sejoli itu, aku berdiri mematung, merasa iri. Ingin rasanya segera memiliki pendamping yang selalu ada saat suka dan duka. Ah, tapi masih beberapa tahun lagi. usia saya masih 22 tahun, masih terlalu muda jika harus memutuskan menikah. Terlebih lagi, calonnya saja belum ada. Mungkin itu hal yang paling menyedihkan. Tapi saya tidak berkecil hati, saya yakin jodoh saya telah dipersiapkan oleh-Nya dan akan dipertemukan pada saatnya nanti.

Hal yang ingin segera saya wujudkan adalah segera bekerja untuk mendapatkan uang. Lalu saya akan belajar bagaimana cara mengelola uang. Sebagai seorang wanita dan calon istri, tentunya saya harus cerdas dalam hal mengelola uang. Saya tidak akan membiarkan uang saya berdiam diri di tabungan dan pada akhirnya tergerus inflasi maka sia-sia lah perjuangan saya untuk mengumpulkan uang. Lalu akan dikemanakan kah uang nya? Tentu saja untuk sedekah dan investasi. Dari beberapa buku yang saya baca, penulisnya selalu berulang-ulang mengatakan ‘manfaat sedekah’ dalam bukunya. Ya, sepertinya sedekah merupakan investasi yang terbaik karena janji allah adalah jaminannya. Untuk investasi sendiri, saya tertarik untuk investasi di emas dan reksadana. Tadinya saya ingin investasi saham tapi kemampuan dan pengetahuan saya belum cukup untuk memasuki dunia itu. Jadi untuk sementara saya putuskan untuk masuk reksadana saja dulu. Apakah saya ini sedang melantur? Atau sedang tidur sambil berjalan? Skripsi saja belum selesai apalagi kerja cari uang. But it’s not problem. Hidup itu kan harus direncanakan, meski dalam implementasinya tidak sesuai rencana setidaknya sudah ada planning ke depan. Ditengah perjalanan rencana bisa berubah kapan saja oleh karena itu perlu plan A, plan B, dan sebagainya.  

Menikah itu bukan perkara mudah tapi juga tidak rumit. Hanya saja perlu mempersiapkan diri dan mental selain finansial  guna menghadapi kehidupan paska menikah. Lho? Ini kok endingnya jadi ke masalah finansial ya. =.=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar