Selasa, 16 juli 2013 saya memutuskan untuk belajar motor
ditemani bapak ku tercinta. Sebenarnya saya malas sekali meluangkan waktu untuk
belajar motor, saya lebih suka menghabiskan waktu didepan laptop. Tetapi karena
setelah lebaran nanti saya diminta menggantikan guru bahasa jepang yang akan
melahirkan , maka dengan berdalih ingin mengurangi biaya transportasi saya
memutuskan untuk belajar motor. Maklum saja, SMA nya di pagaden membutuhkan
waktu sekitar 45 menit kalau naik kendaraan umum, naik angkot dua kali lagi.
kebetulan di rumah ada motor nganggur satu, motor matic lagi. berangkaaat dah..pengen
pake motor ke sekolahnya. Bukan buat gaya-gayaan ‘ibu guru naik motor ke
sekolah’. Sebenarnya sih hanya ingin mengurangi biaya transportasi saja. You
know so well lah, berapa sih gaji guru honorer? Jadi ingin berhemat, soalnya
saya banyak cicilan. Hahahaha…cicilan emas, belum lagi saya rencananya mau beli
reksadana, jadi perlu dana untuk setoran awal dan pembelian selanjutnya.
Ok. Kita tinggalkan paragraf diatas karena bukan itu hal yang
sebenarnya saya ingin sampaikan. saat belajar motor, ayah saya dengan sabar
memberitahu langkah-langkah agar motornya bisa nyala. Lalu saya dituntun
perlahan-lahan persis seperti belajar sepeda. Saya naik motornya dengan
`mengecilkan gas, lalu ayah saya berjalan di belakang memegang motor.
Memang saya belum boleh pake meng-gas terlalu tinggi, padahal kalo gas nya
kecil jalannya pelan kan ya. Tapi yasudahlah, namanya juga pemula. 15 menit
kemudian saya dilepas untuk mengendarai motor sendirian. Dan saya berhasil
berkeliling di daerah moreli. Saya tidak gugup ketika harus berhadapan,
beriringan dengan pejalan kaki, motor, mobil, sepeda, kalo bus? Ga tau tuh
belum soalnya. Hasil latihan kemarin bisa dikatakan lancar, hanya saja saya
masih agak kagok saat harus belok di jalan yang sempit. Seperti kemarin
misalnya, saat saya sedang belok, beberapa pengendara motor yang mau lewat jadi
harus berhenti dan nunggu saya belok. Sumpah saya deg-degan banget, “ini kok
motornya ga belok-belok ya?” setelah sedikit memajukan dan memundurkan
motornya. Akhirnya motornya bisa belok juga. Dan saatnya saya mengatakan MISI
BERHASIL.
Ditengah-tengah
saya belajar motor, diam-diam saya melihat raut wajah ayah saya. ternyata
beliau sudah terlihat tua, saudara-saudara. Saya memang tidak terlalu dekat
dengan beliau jadi saya juga jarang memperhatikan wajah beliau dengan seksama.
Tiba-tiba muncul ingatan saat ayah saya berjuang mati-matian untuk membiayai
kuliah saya, pinjam uang kesana kemari. Ayah saya hanya seorang PNS. Gaji
seorang pns dan seorang ibu rumah tangga sangatlah tidak cukup untuk membiayai
kehidupan kuliah saya. tapi Alhamdulillah, sampai saya tingkat 4 ini saya tidak
pernah merasa kekurangan uang. Meskipun tidak banyak, Alhamdulillah selalu
dicukupkan. Semoga saya bisa membahagiakan orang tua saya. ingin meng-umrohkan
mereka. Makanya, saya investasi sana sini haha. Meskipun belum bekerja.
Assalamualikum wr wb. saya terharu dengan tulusan mbak. saya pemilk akun @bboynizar yg saat itu tanya reksa dana. terima kasih sebelumnya tulisan ini membuat saya tetmotivasi. hidup saya persis seperti mbak. saya kasihan dengan orang tua saya. beliau yang harusnya istirahat setelah pensiun harus banting tulang biayai kuliah aku.mau masuk padahal. semoga kita dapat membahagiakan ortu kita. Amin
BalasHapuswaalaikumsalam. wah, terima kasih ya sudah menyempatkan waktu untuk membaca tulisan saya. :-)
BalasHapusiya betul. dan mungkin reksadana bisa jadi alternatif dari sekian solusi untuk membantu keuangan orang tua. sebenarnya kalau memang niat kita bisa menyisihkan dari uang jajan kita ya.sayang sekali saya baru tahu reksadana baru belakangan ini.
kenali produknya, pahami resikonya, nikmati hasilnya. :-) semangat ya....selamat berinvestasi ^^
from nizar ... itu semboyan nya reksadana " pahami, nikmati!" hehehe
BalasHapus